Pengertian Pragmatik

Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari bagaimana konteks memengaruhi makna komunikasi. Dalam bahasa sehari-hari, pragmatik membantu kita memahami ungkapan atau pernyataan berdasarkan situasi, lingkungan, dan hubungan sosial antara pembicara dan pendengar. Berbeda dengan semantik yang fokus pada arti kata secara literal, pragmatik mengeksplorasi makna yang lebih dalam yang terungkap dalam pemakaian bahasa.

Misalnya, ketika seseorang berkata, “Bisa tolong tutup jendela?” dalam konteks rumah, ucapan tersebut bukan hanya berarti permintaan untuk menutup jendela, tetapi juga bisa mencerminkan hubungan antara pembicara dan pendengar. Jika hubungan mereka dekat, kemungkinan besar pembicara merasa nyaman meminta hal tersebut.

Ruang Lingkup Pragmatik

Pragmatik mencakup beberapa aspek penting yang meliputi deixis, implicature, presupposition, dan speech acts. Deixis adalah penggunaan kata-kata yang bergantung pada konteks untuk menentukan makna. Contohnya, kata-kata seperti “saya,” “ini,” dan “itu” memiliki arti yang bervariasi tergantung pada siapa yang berbicara dan di mana mereka berada.

Implicature adalah makna yang tersirat yang tidak diungkapkan secara langsung dalam kalimat. Misalnya, jika seseorang berkata, “Kamu datang terlambat,” di suatu acara, makna tersiratnya bisa jadi mengindikasikan bahwa mereka tidak senang dengan keterlambatan tersebut, meskipun tidak diucapkan secara eksplisit.

Presupposition berkaitan dengan asumsi yang dibawa dalam suatu percakapan. Misalnya, dalam kalimat “Ketika dia pergi ke toko, dia membeli roti,” ada anggapan bahwa “dia” adalah orang yang pergi ke toko dan roti adalah barang yang biasa dibeli. Jika asumsi ini tidak sesuai, maka kalimat tersebut akan menimbulkan kebingungan.

Speech acts adalah tindakan yang dilakukan melalui ucapan. Setiap kali seseorang berbicara, mereka melakukan lebih dari sekadar menyampaikan informasi; mereka juga bisa meminta, menawarkan, atau bahkan meminta maaf. Contohnya, ketika seseorang berkata, “Maaf, saya telah membuat kesalahan,” mereka bukan hanya mengungkapkan informasi tetapi juga melakukan tindakan meminta maaf sekaligus menunjukkan rasa bersalah.

Penerapan Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan pragmatic dalam kehidupan sehari-hari sangat luas. Di dunia pendidikan, misalnya, pemahaman pragmatik sangat penting dalam proses belajar mengajar. Guru yang memahami kebutuhan pragmatik siswa dapat menyampaikan materi dengan cara yang lebih relevan dan sesuai konteks. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif.

Dalam bidang bisnis, komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menjaga hubungan baik antar mitra. Menggunakan bahasa yang tepat dan menyadari konteks dapat membantu dalam negosiasi. Contohnya, dalam rapat bisnis, jika seorang manajer mengatakan, “Kami akan mempertimbangkan semua masukan,” ungkapan ini dapat menunjukkan penghargaan terhadap pendapat anggota tim, sekaligus menjaga suasana kolaboratif.

Sisi lain dari pragmatik dapat ditemukan dalam interaksi sosial dan budaya. Dalam masyarakat yang berbeda, cara orang berkomunikasi dapat bervariasi. Di beberapa budaya, berbicara langsung dan terus terang mungkin dianggap baik, sementara di budaya lainnya, cara berbicara yang lebih halus dan tidak langsung dianggap lebih sopan. Misalnya, dalam budaya Jawa, menggunakan bahasa yang lembut dan menghindari konflik terbuka sering dipraktikkan untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu.

Pragmatik dan Media Sosial

Era digital juga membawa nuansa baru dalam penerapan pragmatik. Di media sosial, komunikasi sering kali bersifat singkat dan langsung. Penggunaan emoji, singkatan, atau meme dapat menambah dimensi baru pada makna ucapan. Sebagai contoh, ketika seseorang mengirimkan pesan “Ayo!” disertai dengan emoji api, ini bukan hanya sekadar ajakan, tetapi juga menunjukkan semangat atau antusiasme.

Namun, komunikasi di media sosial juga berisiko terjadi kesalahpahaman. Teks yang tidak dilengkapi dengan nada atau ekspresi wajah dapat menimbulkan berbagai interpretasi. Misalnya, sebuah kalimat yang terdengar santai saat diucapkan secara langsung, bisa tampak sarkastis atau serius jika hanya ditulis tanpa konteks tambahan.

Dengan demikian, pragmatik memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan kita, membantu kita berkomunikasi lebih efektif dan memahami nuansa yang ada dalam interaksi sosial sehari-hari.

Previous post Demo Pragmatic Play: Peluang Menang Besar