Pengenalan Pragmatik dalam Komunikasi Sehari-hari

Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari penggunaan bahasa dalam konteks sosialnya. Hal ini berbeda dengan sintaksis dan morfologi yang lebih fokus pada struktur dan bentuk bahasa. Dalam komunikasi sehari-hari, pragmatik berperan penting dalam memahami bagaimana makna dapat berubah tergantung pada konteks, pelaku, dan situasi yang ada. Melalui pragmatik, kita bisa mengerti mengapa seseorang memilih kata-kata tertentu dan bagaimana maksud sebenarnya dapat tersampaikan, bahkan mungkin berbeda dari apa yang tertulis atau diucapkan secara langsung.

Konsep maksud dan implikatur

Salah satu aspek penting dalam pragmatik adalah konsep maksud dan implikatur. Maksud mengacu pada niat pembicara ketika menyampaikan suatu pernyataan. Sedangkan implikatur merujuk pada makna yang tidak diungkapkan secara eksplisit, tetapi dapat dipahami oleh pendengar berdasarkan konteks percakapan. Contohnya, jika seseorang berkata, “Bisa tolong bantu saya sebentar?”, maka maksudnya adalah meminta bantuan, meskipun tidak secara langsung menyatakan kebutuhan yang lebih mendesak.

Sebagai ilustrasi dalam kehidupan sehari-hari, dalam suatu rapat, seorang manajer mungkin berkata, “Saya rasa kita semua setuju jika kita mempercepat proses ini.” Walaupun tidak secara langsung memerintahkan, maksud dari pernyataan tersebut adalah untuk mendorong perubahan tanpa menganggap pihak lain menolak. Pendengar yang memahami implikatur dalam konteks tersebut dapat menanggapi dengan saran atau ide yang konstruktif.

Peran konteks dalam memahami makna

Konteks juga memainkan peran krusial dalam pragmatik. Konteks meliputi latar belakang sosial, budaya, dan situasi di mana percakapan terjadi. Sebuah ungkapan dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada siapa yang berbicara dan di mana kata-kata tersebut diucapkan. Misalnya, ungkapan “Bisa minta tolong?” akan memiliki nuansa yang berbeda jika diucapkan oleh seorang teman dekat dibandingkan oleh seorang atasan.

Pertimbangkan sebuah situasi di mana seseorang berkata, “Kamu sudah makan?” dalam sebuah percakapan informal di rumah teman. Kalimat tersebut bisa jadi hanya sekedar basa-basi. Namun, dalam konteks lain, seperti saat seseorang datang ke acara yang sudah berlangsung, pertanyaan yang sama bisa menunjukkan kekhawatiran akan kondisi orang tersebut. Memahami konteks ini adalah kunci untuk menafsirkan makna yang tepat.

Kesopanan dan stratifikasi sosial

Pragmatik juga melibatkan aspek kesopanan dalam berkomunikasi. Dalam budaya tertentu, cara seseorang berbicara bisa mencerminkan hierarki sosial dan hubungan antarindividu. Memilih kata-kata yang tepat, serta tonasi dan bentuk sapaan, sangat penting. Di Indonesia, misalnya, penggunaan bahasa seperti “Anda”, “Saudara”, atau “Kamu” dapat menunjukkan tingkat formalitas.

Ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau senior, seseorang mungkin lebih banyak menggunakan bahasa yang sopan dan santun. Jika seorang mahasiswa berbicara dengan dosen, dia mungkin akan berkata, “Izin mengganggu, Bapak/Ibu, saya ingin bertanya.” Ini menunjukkan tidak hanya rasa hormat tetapi juga pemahaman tentang hubungan sosial dalam komunikasi. Di sisi lain, diskusi antara teman sebaya dalam suasana santai bisa saja lebih akrab dan informal.

Presuposisi dan aktivasi pengetahuan bersama

Presuposisi adalah informasi yang dianggap benar dan diharapkan diketahui oleh pendengar sebelum percakapan dimulai. Hal ini membantu memperlancar komunikasi, karena tidak semua informasi perlu dijelaskan secara detail. Misalnya, ketika seseorang mengatakan, “Ketika kita pergi ke Bali tahun lalu, cuacanya sangat panas,” dia berasumsi bahwa pendengar mengetahui bahwa mereka pernah ke Bali tahun lalu. Jika tidak, informasi tersebut bisa menyebabkan kebingungan.

Aktivasi pengetahuan bersama juga berperan penting di sini. Dua teman yang saling mengenal dengan baik mungkin berbicara tentang film yang baru rilis tanpa perlu menjelaskan setiap detail, karena keduanya sudah memiliki pengetahuan yang sama tentang film tersebut. Ini menunjukkan bahwa pragmatik tidak hanya melibatkan kata-kata yang digunakan, tetapi juga pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembicara dan pendengar.

Previous post Pragmatik dalam Pendidikan: Konsep dan Penerapannya